PENGARUH
LOCUS OF CONTROL TERHADAP
KINERJA APARATUR
PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE
Masliana1 dan Jamaluddin2*
Jurusan
Akuntansi STIE Lhokseumawe
*Email ; jamaluddin.821986@gmail.com
ABSTRACT
Target of this research to test influence of control of locus to
performance of aparatur in government of town of Lhokseumawe. Population in
this research is counted 32 SKPD exist in government of town of Lhokseumawe,
and this research sampel is all public servant of civil in government of town
of Lhokseumawe with amount of propagated kuesioner 100 responder. Analysis the
used is analysis of regresi simple. As for intake of sampel in this research is
to use method of profosional sampling. In data processing used by software of
computer that is Statistical Product and Service Solution ( SPSS) Version 16.0.
Variable in this research is free variable of control of locus ( X), and
performance of aparatur governmental (Y) represent variable tied, before
examination of hypothesis done/conducted by examination of instrument covering
validity test and test reliabilitas. Result of research indicate that control
of locus have an effect on positive to performance of aparatur at government of
town of Lhokseumawe.
Keyword :Locus Of Control
and Performance of Aparatur Governmental
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kebijakan
otonomi daerah pada dasarnya diarahkan untuk mendorong peningkatan kapasitas
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih
efektif dan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah pada level daerah
diharapkan lebih mampu menerima aspirasi riil masyarakat tentang pelayanan apa
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diharapkan ada input yang diperoleh dalam
rangka perencanaan pembangunan sehingga tidak ada kesenjangan antara
perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah baik program dan anggaran
dengan kebutuhan riil masyarakat.
Locus of control adalah keyakinan individu yang mencerminkan
tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang
terjadi pada dirinya. Locus of control juga
merupakan karakteristik kepribadian menguraikan orang yang menganggap bahwa
kendali kehidupan mereka datang dari dalam diri mereka sendiri sebagai internalizers kendali kehidupan. Orang
yang yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh faktor eksternal
disebut externalizers.
Sesuai
dengan pernyataan tersebut locus of
control belum menunjukkan kinerja yang baik aparatur pemerintah Kota
Lhokseumawe. Mengingat pentingnya locus
of control dalam berbagai hal sebagaimana yang diuraikan diatas, maka
penulis merasa tertarik mangangkat judul “
PengaruhLocus Of Control Terhadap
Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe”.
KAJIAN
PUSTAKA
Pengertian
Locus Of Control
Locus of
Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan
kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri.Locus of control ini terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control yang mencirikan seseorang memiliki
keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di
organisasi.Eksternal locus of control
yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan
tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.
Robbins dan Judge (2007)
mendefinisikan locus of control
sebagai tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka
sendiri. Internal locus of control
adalah individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-apa
pun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan eksternal locus of control adalah individu yang yakin bahwa apapun
yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti
keberuntungan dan kesempatan.
Internal Locus Of Control
Menurut Robbins
(2007:136) pusat kendali (locus of
control) adalah suatu sifat kepribadian yang mengukur derajat sampai
seberapa yakin bahwa mereka mampu mengendalikan nasib mereka sendiri.
Locus of control adalah keyakinan bahwa seorang individu dapat
atau tidak dapat mengendalikan kejadian yang mempengaruhi mereka. Dalam hal
pembelajaran sosial, Rotter (1966) dalam Nanda (2010) menyatakan bahwa individu
menerima kekuatan yang berbeda pada beberapa kondisi. Sifat-sifat
locus of control terdiri dari:
a. Bersifat
internal, di mana orang-orang berpendapat bahwa mereka mengendalikan nasib
mereka sendiri.
b. Bersifat
eksternal, di mana orang-orang yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh
kekuatan-kekuatan luar.
Pengertian Kinerja
Menurut Indra
Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi.Setiap kegiatan organisasi harus diukur dan dinyatakan keterkaitannya
dengan visi dan misi organisasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja
adalah hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan
adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi prestasi kerja
merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas.Usaha
merupakan hasil motivasi yang menunjukkan jumlah energi (fisik dan mental) yang
digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas.Sedangkan kemampuan
merupakan karateristik individu yang digunakan dalam menjalankan suatu
pekerjaan.Kemampuan biasanya tidak dapat dipengaruhi secara langsung dalam
jangka pendek.Persepsi tugas merupakan petunjuk dimana individu percaya bahwa
dapat mewujudkan usaha-usaha mereka dalam pekerjaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut juga terdiri
dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman,
pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik.
Hubungan Locus Of
ControlTerhadap
Kinerja Aparatur
Locus of Control mengarah pada kemampuan seseorang
individu dalam mempengaruhi kejadian yang berhubungan dengan hidupnya.Locus of control adalah cara pandang
seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan
peristiwa yang terjadi padanya (Rotter dalam Prasetyo,2002).
Kerangka pemikiran
Adapun yang menjadi sebuah kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat disebutkan bahwa variabel Kinerja Aparatur
Pemerintah (Y) dipengaruhi oleh variabel Locus
Of Control (X). Pemerintah kota Lhokseumawe merupakan salah satu organisasi
publik yang harus mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dan kinerjanya.
Gambar 2.1
Kerangka
Pemikiran
Locus Of
Control(X)
|
Kinerja
Aparatur
Pemerintah
Kota
Lhokseumawe
(Y)
|
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara permasalahan atas penelitian
dan masih harus diuji kebenarannya.Hipotesis penelitian ini adalah locus
of control berpengaruh terhadap kinerja aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe.
Metode
Penelitian
Objek dan Lokasi Penelitian
Objek adalah
apa yang penulis teliti atau sasaran yang penulis tuju, Objek dalam penelitian
ini adalah Locus Of Control Terhadap
Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe.
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah Dinas/Badan dan Kantor yang ada
di pemerintahan Kota Lhokseumawe.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah profosional sampling.profosional sampling dalam penelitian
ini adalah Esselon III, dan Esselon IV yang mudah dijumpai, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Daftar Jumlah
Populasi dan Sampel Penelitian
No
|
Nama SKPD Pemerintah Kota Lhokseumawe
|
Jumlah Sampel
|
Jumlah Populasi (Eselon III&IV)
|
Jumlah Sampel
|
|
Eselon III
|
Eselon IV
|
||||
1
|
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
|
5
|
18
|
23
|
5
|
2
|
Dinas Kesehatan
|
4
|
15
|
19
|
4
|
3
|
Dinas Pekerjaan
Umum
|
6
|
19
|
25
|
5
|
4
|
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
|
5
|
11
|
16
|
4
|
5
|
Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan
|
5
|
13
|
18
|
4
|
6
|
Badan Lingkungan
Hidup dan Kebersihan
|
5
|
11
|
16
|
3
|
7
|
Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil
|
4
|
8
|
12
|
3
|
8
|
Badan P3AKS
|
4
|
8
|
12
|
3
|
9
|
Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja
|
5
|
14
|
19
|
4
|
10
|
Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
|
4
|
12
|
16
|
3
|
11
|
Badan Kesbangpol, Linmas
|
4
|
8
|
12
|
3
|
12
|
Kantor Satuan
Polisi Pamong Praja dan WH
|
1
|
3
|
4
|
2
|
13
|
Sekretariat Daerah Kota
|
1
|
3
|
4
|
2
|
14
|
Sekretariat DPRK
Lhokseumawe
|
4
|
5
|
9
|
3
|
15
|
Dinas Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah
|
6
|
18
|
24
|
4
|
16
|
Inspektorat
|
5
|
3
|
8
|
3
|
17
|
Kantor
Pelayanan, Perizinan Terpadu (KP2T)
|
1
|
5
|
6
|
2
|
18
|
Dinas Syariat
Islam
|
4
|
10
|
14
|
3
|
19
|
Kantor Camat Banda
Sakti
|
2
|
7
|
9
|
3
|
20
|
Kantor Camat Muara
Dua
|
2
|
7
|
9
|
3
|
21
|
Kantor Camat Blang
Mangat
|
2
|
7
|
9
|
3
|
22
|
Kantor Camat Muara
Satu
|
2
|
6
|
8
|
2
|
23
|
Badan Kepegawaian,
Pendidikan, Pelatihan
|
4
|
9
|
13
|
4
|
24
|
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
|
4
|
7
|
11
|
3
|
25
|
Dinas Kelautan,
Perikanan dan Pertanian
|
5
|
14
|
19
|
4
|
26
|
Badan Pemberdayaan
Masyarakat
|
5
|
11
|
16
|
4
|
27
|
Kantor
Perpustakaan dan Kearsipan
|
1
|
5
|
6
|
2
|
28
|
Sekretariat
Baitul Mal
|
-
|
2
|
2
|
2
|
29
|
Sekretariat
Majelis Permusyawaratan Ulama
|
-
|
3
|
3
|
3
|
30
|
Sekretaria
Majelis Adat Aceh
|
-
|
3
|
3
|
3
|
31
|
Sekretariat
Majelis Pendidikan
|
1
|
2
|
3
|
3
|
32
|
Badan
Narkotika Nasional
|
1
|
-
|
1
|
1
|
|
Jumlah Total
|
102
|
267
|
369 Orang
|
100 Orang
|
Sumber :BKPP Kota Lhokseumawe Tahun 2013
Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
berupa data primer, yaitu berupa
kuesioner.Data primer diperoleh secara langsung dari responden yang menjabat
sebagai Esselon III, dan Esselon IV di Dinas/Badan/Kantor pada pemerintahan
Kota Lhokseumawe.
Kriteria sampel sbb :
a. Berpengalaman
selama lima tahun.
b. Bertanggungjawab
dalam membuat laporan/pekerjaan.
c. Memiliki
potensi dalam bidang masing- masing.
d. Dipercayai
dalam melaksanakan tugas.
e. Disiplin
dalam hal apapun.
Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan variabel-variabel yang dibahas dan menjadi objek
penelitian dan sebagai landasan teroritis untuk memperkuat ke ilmiahan
penelitian.Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi
dua variabel, yakni Variabel Terikat (dependen)
dan Variabel Bebas (independen).Guna
memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka
perlu diberikan definisi operasional dari setiap jenis variabel diatas. Secara
ringkas dapat dilihat operasionalisasi variabel pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel
No
|
Variabel
|
Indikator
|
Skala
|
1
|
Kinerja Aparatur
Pemerintah (Y)(Handoko,2000)
|
a. Jumlah kerja
yang saya penuhi dalam suatu periode melebihi rata-rata pegawai lain.
b. Saya dapat
melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu
c. Tingkat
kreativitas saya dalam melaksanakan pekerjaan utama adalah baik.
d. Saya dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan
e. Kepribadian,
kepemimpinan keramah-tamahan, dan integritas pribadi saya dalam melaksanakan
pekerjaan adalah baik.
(Soraya Eka Ayudiati,2010)
|
Interval
|
2
|
Locus Of Control (X1)
(Kreitner dan Kinicki,2005)
|
a.
Memperoleh
keberhasilan merupakan masalah kerja keras, dan tidak ada hubungannya dengan
keberuntungan.
b.
Seringkali saya mengambil keputusan berdasarkan pada hasil lemparan
koin (mata uang logam)*
c. Sebenarnya, tidak ada yang disebut
dengan keberuntungan.
d. Banyak hal yang tidak menyenangkan dialami
oleh seseorang, sebagian besar disebabkan karena ketidakberuntungan
(kesialan)*
e. Tidak bijaksana melakukan perencanaan
terlalu jauh kedepan, karena banyak hal yang berubah menjadi baik atau
menjadi buruk*
f.
(Soraya Eka
Ayudiati,2010)
|
Interval
|
Metode Analisis Data
Untuk
menganalisis data yang tersedia digunakan alat uji analisis regresi linier
sederhana yang menunjukkan pengaruh variabel Locus Of Control Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota
Lhokseumawe. Adapun persamaan tersebut dapat diformulasikan dalam model sebagai
berikut:
|
Y = Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe
X = Locus Of Control
a = Konstanta
= Koefisien Regresi
ei = Kesalahan Pengganggu
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diisi oleh responden yang
dipilih.Untuk melihat kehandalan dari kuesioner tersebut maka ditentukan dahulu
nilai validitas dan reliabilitas data dalam angka tertentu.
Uji Validitas
Uji
validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen kuesioner yang
digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui
apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan
dengan pasti apa yang diteliti (Ghozali, 2006:26).
Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Apabila
korelasi antara masing-masing item atau indikator terhadap total skor variabel
menunjukkan hasil probabilitas 0,05 berarti angka probabilitas tersebut
signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan
adalah valid (Ghozali, 2006).
|
Ket : N =
Jumlah Populasi
X =
Skor Item
Y =
Skor Total
R =
Koefisien Korelasi
Uji Reliabilitas
Uji
reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh istrumen pengukuran (Umar Sekaran, 2003:57).Suatu kuesioner
dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dimaksudkan
untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama
atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali 2006:19)
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik
terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian dilakukan untuk menguji
apakah model regresi tersebut baik atau tidak.Dalam penelitian ini, uji asumsi
klasik yang digunakan adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.(Ghozali, 2006: 107)
Uji Normalitas
Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat (dependent)
dan variabel bebas (independent) memiliki distribusi normal.Model
regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati Uji Normalitas normal.Untuk menguji
apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis
grafik dan uji statistik.
Untuk melengkapi hasil
analisis grafik normal probability plot digunakan uji statistik
non-parametik Kolmograv-Smirnov (K-S).Pada uji statistik onesample
Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat probabilitias signifikan terhadap variabel.
Jika probabilitas signifikan di atas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi
secara normal (Ghozali, 2006).
Hasil Penelitian
Uji Validitas Instrumen
Pengujian
validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan
menggunakan uji person product moment
coefficient of correlation dengan bantuan SPSS versi 16.0.Berdasarkan
output computer, seluruh pernyataan dikatakan valid karena memiliki tingkat
signifikan dibawah 5% (0,05). Sedangkan jika dilakukan secara manual, maka
nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan harus dibandingkan
dengan nilai kritis korelasi product
moment, dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai
korelasi diatas nilai kritis 5% (0,05) yaitu 0,164 (lihat tabel nilai kritis korelasi Product moment untuk
n=100 pada lampiran). Sehingga pernyataan tersebut adalah signifikan dan
berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid.
Tabel 4.2
Hasil
Uji Validitas Kuesioner Locus Of Control dan Kinerja Aparatur
No. Pertanyaan
|
Koefisien Korelasi (R)
|
Nilai rkritis 5% (n=100)
|
Keterangan
|
|
1.
|
A1
|
0,375
|
0,164
|
Valid
|
2.
|
A2
|
0,424
|
0,164
|
Valid
|
3.
|
A3
|
0,287
|
0,164
|
Valid
|
4.
|
A4
|
0,403
|
0,164
|
Valid
|
5.
|
A5
|
0,210
|
0,164
|
Valid
|
6.
|
B1
|
0,473
|
0,164
|
Valid
|
7.
|
B2
|
0,312
|
0,164
|
Valid
|
8.
|
B3
|
0,232
|
0,164
|
Valid
|
9.
|
B4
|
0,368
|
0,164
|
Valid
|
10.
|
B5
|
0,230
|
0,164
|
Valid
|
Sumber : Output SPSS
versi 16.0
Dari Tabel 4.2 di atas terlihat
bahwa nilai koefisien korelasi (r) dari setiap butir pernyataan lebih besar
dari nilai kritis 0.164. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir
pernyataan untuk variabel locus of control valid dan layak digunakan sebagai alat ukur
penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk
menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan
uji reliabilitas berdasarkan Cronbach
Alpha yang lazim digunakan untuk penelitian dengan menggunakan kuesioner dalam
penelitian ilmu sosial.Analisa ini digunakan untuk menafsir korelasi antara
skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada.
Tabel 4.3
Reliabilitas Variabel Penelitian
(Alpha)
No.
|
Variabel
|
Rata-rata
|
Jumlah
Variabel
|
Nilai
Alpha
|
1.
|
Locus Of Control (X)
|
3.23
|
5
|
0.746
|
2.
|
Kinerja Aparatur pemerintah (Y)
|
3.14
|
5
|
0.764
|
Sumber : Output SPSS
versi 16.0
Tabel diatas
memperlihatkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel telah memenuhi
kehandalan, dimana variabelLocus of
control (X) diperoleh nilai alpha sebesar
0.746
atau 74,6%, dan variabel kinerja aparatur pemerintah (Y) diperoleh
nilai alpha sebesar 0.764 atau 76,4%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing
variabel diatas 5% (0,05) yang berarti bahwa data yang diperoleh dari hasil
kuisioner tersebut dapat diandalkan atau bersifat reliable serta dapat dipercaya.
Uji
Asumsi Klasik
Uji
Normalitas
Sebagaimana
telah dirumuskan pada bab sebelumnya pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (KS Test).
Apabila hasil pengujian dijumpai nilai Sig. > 0,05 bermakna data-data
yang diuji dalam penelitian ini terdistribusi normal.Sebaliknya apabila nilai
Sig. < 0,05 bermakna data tidak terdistribusi normal. Hasil pengujian
normalitas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
||||
|
|
Locus of
control(X)
|
Kinerja Aparatur Pemerintah (Y)
|
|
N
|
100
|
100
|
||
Normal Parametersa
|
Mean
|
3.2360
|
3.1460
|
|
Std. Deviation
|
.49757
|
.42054
|
||
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.132
|
.115
|
|
Positive
|
.132
|
.115
|
||
Negative
|
-.098
|
-.107
|
||
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.324
|
1.147
|
||
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.060
|
.144
|
||
a. Test
distribution is Normal.
|
|
|
||
Sumber: Output SPSS
versi 16.0
Dari hasil
pengujian sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 untuk variabel Locus of controlmempunyai koefisien
Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,324 dengan nilai Sig. 0,060 > 0,05.Variabel kinerja
aparatur pemerintah mempunyai koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,147 dengan
nilai Sig. 0,144 > 0,05.Dari hasil pengujian dua sisi lebih besar dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel
penelitian terdistribusi normal.
Normalitas data juga dapat dilihat variabel penelitian yang ditampilkan
pada bagian lampiran penelitian.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Guna menguji pengaruh locus of control (X) terhadap kinerja aparatur pemerintah (Y) digunakan analisis
regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan
software SPSS versi 16.0, diperoleh hasil regressi sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis
Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
1.731
|
.239
|
|
7.238
|
.000
|
Locus Of
Control
|
.437
|
.073
|
.517
|
5.982
|
.000
|
|
a.
Dependent Variable: Kinerja Aparatur Pemerintah
|
|
|
|
Sumber: Output SPSS
versi 16.0
Y = 1,731 + 0,437 X |
Dimana : Y = Kinerja Aparatur Pemerintah
X = Locus Of Control
Pada persamaan regresi tersebut
dapat dilihat bahwa koefisien regresi memiliki tanda positif yang berarti
semakin baiklocus of control
maka kinerja aparaturakan makin meningkat, sebaliknya locus of control yang kurang baik akan membuat kinerja aparatur cenderung
menurun.
Nilai koefisien variabel X sebesar
0,437 menunjukkan besarnya peningkatan kinerja aparatur apabila locus
of control meningkat satu
tingkat. Kemudian nilai konstanta sebesar 1,731 menunjukkan nilai rata-rata
kinerja aparatur pada saat locus of controlsama
sekali tidak ada.
Pembahasan
Analisis Pengaruh Locus of control Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe.
Pengaruh locus
of control terhadap kinerja
aparatur pemerintah kota
Lhokseumawe dianalisis dengan
menggunakan model regresi linier sederhana. Dimana nilai
koefisien korelasi (R) = 0,517; yang
menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan
variabel terikat sebesar 51,7%. Artinya
kinerja aparatur mempunyai hubungan yang erat dengan Locus of control pemerintah kota Lhokseumawe.
Koefisien
determinasi (R2) = 0,268; artinya sebesar 26,8 % perubahan-perubahan
pada variabel terikat (kinerja aparatur pemerintah) dapat dijelaskan oleh
perubahan-perubahan variabel bebas (locus of control).Sedangkan
selebihnya, yaitu sebesar 73,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain
diluar dari penelitian ini.Konstanta sebesar 1,731; artinya jika faktor-faktor Locus of control dianggap konstan, maka
besarnya kinerja aparatur pemerintah adalah sebesar 1,731 pada satuan skala
likert, atau dianggap masih rendah.
Koefisien
regresi Locus of control sebesar
0,437; artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel locus
of control, maka secara relatif
akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 43,7%. Berdasarkanhasilanalisis
diatas dapat diketahui bahwa dari variabel yang diteliti, ternyata variabel Locus of control mempunyai pengaruh
terhadap kinerja aparatur pemerintah.Dengan demikian, hasil pengujian
menunjukkan bahwa locus of control
berpengaruh terhadap kinerja aparatur pada pemerintah kota Lhokseumawe, dimana
semakin baik locus of control maka
kinerja aparatur semakin meningkat. Hal ini mendukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Agustini Sulistyaningsih (2009) bahwa locus of control mempunyai nilai positif
serta berpengaruh sebesar 90,6 % dan juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mencapai efektifitas dalam penegendalian dan adanya kejelasan target dan
indikator kinerja yang menjadi acuan dalam pencapaian kinerja.
Penutup
Kesimpulan
1.
Kinerja aparatur pemerintah sangat berhubungan erat dengan variabel
Locus of control. Dengan kata lain,
variabel dependen mempunyai hubungan yang sangat erat dengan variabel
independen. Locus
of controljuga mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparaturpemerintah kota Lhokseumawe.
2.
Hasil pengujian
menunjukkan bahwa locus of
control berpengaruh terhadap kinerja aparatur pada Pemerintah Kota
Lhokseumawe, dimana semakin baik locus of control
maka kinerja aparatur
akan makin meningkat.
Saran-saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian yang
telah dipaparkan diatas, maka peneliti memberi beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya sebagai berikut:
1.
Untuk penelitian selanjutnya
yang menggunakan judul yang sama, sebaiknya dilengkapi dengan wawancara,
dan penggantian teknik pengambilan sampelpenelitian, serta dilakukan perubahan
dalam pemilihan alternatif jawaban pada kuesioner sehingga dapat menggali semua
hal yang menjadi tujuan penelitian.
2.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi Locus of
control terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah Kota Lhokseumawe.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Brownell.(1981). Participation in
Budgeting, Locus of Control and
Organizational Effectiveness. The Accounting Review, Vol 56, Oktober; 844-860.
Imam, Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Indra Bastian.(2002).
Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Erlangga.
Indra Bastian.(2006). Akuntansi Sektor
Publik Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga.
Prasetyo ,p. Puji. (2002). Pengaruh Locus Of Control Terhadap Hubungan
Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan Karakteristik Informasi Sistem Akutansi
Manajemen, Jurnal Riset Akutansi Indonesia, Vol.5, No.1, Januari :119-136.
Robbins, Stephen p, Timothy A. Judge.(2007). Perilaku
Organisasi. buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Rotter, J.B. (1966). Generalized
Expectancies for Internal versus External Control of Reiforcement,
Psychological Monographs, 80 (1, Whole N0. 609).
Soraya Eka Ayudiati. (2010). Analisis
Pengaruh Locus Of Control Terhadap
Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating.
Sugiyono, Prof., Dr.(2008). Metodologi
Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
Umar Sekaran.(2002). Research Methods for Business: A Skill
Building Approach.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar